Rabu, 30 Mei 2012

Universitas Almuslim Laksanakan Sehari Tanpa Sampah




Bireuen – UKM PA-LH Alaska Unimus, Senin 28 Mei, laksanakan kegiatan Sehari Tanpa Sampah (STS). Kegiatan yang diikuti sekitar 170 orang dari kalangan mahasiswa, dosen, serta civitas akademika lainnya itu dibuka langsung oleh Wakil Rektor II Universitas Almuslim, Drs. Marwan Hamid, M.Pd dan didampingi oleh Ketua dan Ketua Pembina Yayasan Almuslim Peusangan.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Se-Aceh yang baru saja mengikuti Rapat PKD Mapala Aceh yang dilaksanakan oleh UKM PA-LH Alaska di Universitas Almuslim sehari sebelumnya tepatnya tangga 26 s/d 27 Mei 2012. Perwakilan yang hadir diantaranya Mapala STIK Banda Aceh, Unmuha Aceh, Gainpala IAIN Ar-Raniry, Mapala Serambi Mekkah, Mapala JE Jabal Ghafur Sigli, Tarantula UTU Meulaboh, Mahagapa Gajah Putih Takengon, Umpal Unimal, Mapala STAIN Malikussaleh, Mapala Edelwies Poltek Lhokseumawe, Mapala STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, serta Alaska Unimus sendiri selaku tuan rumah.
Kegiatan yang berlangsung setengah hari tersebut berjalan lancar dan sukses. Ketua Panitia kegiatan, Rizky Fajar dalam laporannya menyebutkan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari paket kegiatan Bumoe Tajaga 2012 dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup se-dunia 2012. Kegiatan ini juga merupakan agenda rutin tahunan UKM PA-LH Alaska dalam mengimplementasikan tujuannya sebagai sebuah lembaga kepecinta alaman dan pelestarian lingkungan.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor II mengharapkan kegiatan serupa terus berlanjut secara berkala. “semoga nama Sehari Tanpa Sampah (STS) bukan hanya dilaksanakan sehari saja dalam setahun, tapi kita harapkan kepada UKM PA-LH Alaska agar dapat melaksanakan terus secara berkelanjutan supaya suasana kampus selalu bersih dan indah.
Pada aksinya, panitia bersama peserta melakukan pembersihan di area kampus Universitas Almuslim, desa Neuhen serta kawasan Keude Matang. Selain mengutip sampah, panitia juga membagikan Surat Himbauan bersama untuk menjaga dan melestarikan lingkungan kepada masyarakat seputaran kampus dan Keude Matang yang ditanda tangani langsung oleh panitia, Rektor Unimus, LPPM Unimus serta Muspika Peusangan.
Kegiatan yang terlaksana atas kerjasama UKM PA-LH Alaska Unimus, LPPM Unimus serta Prodi Biologi tersebut juga bertujuan menyadarkan masyarakat terutama mahasiswa selaku kaum intelektual akan pentingnya menjaga lingkungan agar bersih, indah dan nyaman untuk kehidupan.
Aksi yang berlangsung sekitar 2 jam tersebut mengambil start dihalaman kampus induk dan finish dihalaman kampus selatan Unimus. Selain itu aksi STS ini juga didukung sepenuhnya oleh Muspika Peusangan. Tapi sayangnya Muspika tidak dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. –rf-




Minggu, 20 Mei 2012

PII Laksanakan Outbond Pelajar


Bireuen – Koordinator Daerah Brigade Pelajar Islam Indonesia (PII) Kabupaten Bireuen, Minggu 20 Mei, laksanakan Outbond Pelajar Se-Kabupaten Bireuen. Kegiatan yang diikuti 83 orang pelajar dari berbagai sekolah SMP dan SMA Se-derajat itu dilaksanakan dikawasan bendungan PP Tepi Mane Kecamatan Juli dan dibuka langsung oleh H. Zainal Mahmud selaku Ketua Perhimpunan Keluarga Besar PII Bireuen.
Kegiatan yang berlangsung selama sehari penuh tersebut berlangsung sukses dan memuaskan. Pjs.Komandan Brigade PII Bireuen, Hidayatullah M.Nasir dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan guna mengisi hari libur yang biasanya hanya digunakan pelajar untuk kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat dan cenderung negative seperti bepergian ketempat-tempat rekreasi dengan pasangan yang bukan muhrim.
Hal ini dibenarkan oleh Muhammad Furqan selaku Ketua Panitia, “Ketimbang berbuat maksiat dengan pasangan non muslim kan lebih baik ikut Outbond Pelajar, selain mendapat teman baru juga berkesempatan menguji adrenalin dengan berbagai games yang disajikan pihak panitia,” paparnya.
Dalam Outbond ini disajikan beberapa games yang melatih kekompakan sesama peserta dan memacu adrenalin guna melatih rasa percaya diri pelajar yang selama ini sudah sangat krisis jati diri. Games tersebut diantaranya Take my Ball, Titanic, Rafling, dan Flying Fox. Terdapat juga beberapa games yang tidak dapat dimainkan karena keterbatasan waktu yang tersedia seperti Tali Gila dan Spider Web.
Kesuksesan kegiatan ini juga tidak terlepas dari kerjasama pihak panitia dengan UKM PA-LH Alaska Universitas Almuslim yang bertindak sebagai Team Teknis dalam pengelolaan Outbond tersebut. Team yang beranggotakan 7 orang terdiri dari Dipa, Saiful, Mahadir, Sardi, Irzal, Nasry dan Ricy tersebut sukses mendesain paket games menjadi lebih menarik. Hal ini terlihat dari antusias peserta terutama dalam menguji adrenalin melalui game Flying Fox, menurut laporan team teknis, hampir 90% peserta serta beberapa panitia telah mencoba game tersebut dan mengaku sangat puas.
“Saya sangat puas, acaranya menarik dan antusias peserta pun tinggi. InsyaAllah kegiatan serupa akan kita laksanakan kembali pada kesempatan lainnya.” Ujar Risman, salah seorang panitia dengan semangat. -rf- 

Selasa, 08 Mei 2012

Rawa Tripa Merintih


Rawa Tripa adalah kawasan hutan gambut yang terletakdi Kabupaten Nagan Raya dan Aceh Barat Daya (Abdya) dengan luas kawasan 62.000 ha lebih dan masuk kedalam Kawasan Ekosistem Lauser (KEL). Namun kondisinya kini sangat memprihatinkan. Dengan modal Hak Guna Usaha (HGU) yang didapat dari pemerintah Aceh, RawaTripa kini “diperkosa” oleh tujuh perusahaan perkebunan sawit, yang sedikitnya sudah mengeksploitasi antara 3.000 -13.000 ha kawasan tersebut.
Lebih memilukan lagi, hal tersebut justru terjadi ditengah gemparnya kampanye Aceh Green dan kebijakan Moratorium Logging yang dilakukan pemerintah Aceh. Program pelestarian dan penyelamatan hutan Aceh ternyata hanya retorika belaka dikalangan politikus Aceh. Terbukti, hampir 75% hutan gambut Rawa Tripa yang berfungsi sebagai daerah resapan, kini dikuasai oleh para pemilik modal untuk membuka areal perkebunan.
Dengan dalih meningkatkan produktivitas perkebunan Aceh, sengaja atau tidak, pemerintah Aceh telah merampas hak masyarakat dikawasan Rawa Tripa dan menghancurkan kehidupan flora fauna yang hidup pada ekosistem tersebut. Bagaimana tidak, eksplorasi dan eksploitasi besar-besaran yang dilakukan pada kawasan Rawa Tripa telah merampas mata pencaharian masyarakat yang menggantungkan hidup pada hasil alam seperti rotan dan madu, selain itu tangkapan ikan juga menyusut karena populasi ikan yang berkurang.
Pada saat bersamaan, Sumatran Orangutan Concervation Program (SOCP) merilis, terdapat 6.600 jumlah orangutan di Sumatera dan 200 lebih populasi orangutan diantaranya hidup dikawasan Rawa Tripa. Akibat pembakaran untuk pembukaan lahan, hampir setengah habitat orangutan mati. Dan berbagai populasi hewan lainnya seperti beruang madu, buaya muara, harimau sumatera, dan berbagai jenis satwa lainnya terancam punah.
Hak Guna Usaha yang diberikan pemerintah sudah mencapai 75% dari total luas kawasan Rawa Tripa yang akan dijadikan perkebunan terutama komoditi kelapa sawit. Kenapa harus kelapa sawit? Apakah pemerintah kita masih awam tentang dampak dari kelapa sawit bagi lingkungan?
Sebagaimana kita tau, kelapa sawit merupakan tumbuhan yang sangat tidak ramah lingkungan. Kelapa sawit menyerap sumber air yang besar, sehingga berpotensi melahirkan masalah baru seperti pencemaran lingkungan, berkurangnya debit air sungai, dan tentunya jangka panjang akan berpengaruh  besar pada kelangsungan hidup manusia.
Fenomena ini justru bertolak belakang dengan hangatnya isu Global Warming atau Pemanasan Global. Kawasan Rawa Tripa dikenal mempunyai banyak fungsi dan kemampuannya yang besar dalam menyimpan karbon, yaitu sekitar 50-100 juta ton karbon. Jumlah karbon yang tersimpan dilahan gambut (sekitar 1.300 ton/ha) hampir 10 kali lipat lebih besar dari karbon yang tersimpan diatas permukaan tanah yaitu sekitar 110 ton/ha.
Hal tersebut dikarenakan ketebalan gambut Rawa Tripa umumnya lebih dari 3 meter, yang menjadi habitat hewan langka seperti harimau sumatera dan beruang madu, juga tumbuhan langka lainnya seperti kayu Seumantok yang dulunya merupakan komoditas master dipasaran dunia.
Dengan alih fungsi Rawa Tripa menjadi kawasan perkebunan, menyebabkan penurunan permukaan tanah lahan gambut Rawa Tripa antara 5-10 cm per tahun. Dikhawatirkan apabila itu terus terjadi, kawasan Rawa Tripa akan tenggelam paling lambat diperkirakan sekitar tahun 2025.
Jika itu terus berlanjut kita hanya akan menemukan nama Rawa Tripa dalam literature sejarah yang akan dibaca oleh anak cucu kita. Seperti halnya kita cuma bisa mendengar nama spesies harimau jawa dan harimau bali yang kini telah punah. Siapa peduli?
Dari data dan pemikiran diatas, pemerintah sebaiknya memperhatikan beberapa aspek yang dapat melahirkan dampak positif terhadap lingkungan diantaranya; Pertama, mengevaluasi system pemberian HGU agar tepat sasaran dan tidak berdampak negative bagi lingkungan.
Kedua, memberantas mafia perambah hutan baik secara legal maupun illegal  yang hanya berorientasikan uang tanpa memperdulikan dampak negative terhadap kehidupan flora dan fauna serta masyarakat sekitar.
Ketiga, tampuk kepemimpinan Aceh kedepan diharapkan mampu merumuskan ide dan gagasan baru dalam upaya pelestarian hutan Aceh yang nantinya akan menjadi aset besar dalam penyerapan karbon yang berujung pada kucuran dana dari Negara-negara maju sebagai balas jasa terhadap pelestarian hutan. Sehingga nantinya kita tidak perlu lagi menyaksikan banjir bandang Tangse jilid ketiga atau bencana alam lainnya di Bumoe Seuramoe Mekkah, akibat keserakahan manusia. Selamatkan Rawa Tripa !!

Rizky Fajar “tairik”
Na. 06.036.ALSK.Unimus.10

*Kadiv. Konservasi UKM PA-LH Alaska Unimus Periode 2011-2012

Senin, 23 April 2012

Program Peugleh Pasie Dalam Rangka Hari Bumi 22April 2012


Dalam rangka memperingati Hari Bumi se-dunia beberapa element organisasi yang berada dikabupaten bireuen melaksanakan kegiatan Peugleh pasie(pembersihan pantai) di objek wisata Ujong blang dan Kuala Raja. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari minggu bertepatan langsung dengan tanggal 22 april 2012(hari bumi) yang juga merupakan bagian dari Paket Kegiatan Kampaye Lingkungan yang telah dicanangkan oleh UKM Alaska sebagai kegiatan tahunan. Peugleh pasie ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kegiatan mahasiswa universitas Almuslim dan juga kegiatan ini dilaksanakan sekaligus dengan  kegiatan rekan-rekan lembaga lingkungan yang berada di Banda Aceh.Peugleh pasi ini juga ikut bekerjasama dengan  beberapa elemen organisasi lainnya seperti, PII, Tagana,Pramuka, perwakilan UKM Unimus, BEM FKIP,dan jaringan Kuala Aceh. Kegiatan ini dilaksanakan bukan hanya sebagai peringatan hari Bumi namun juga sebagai langkah memberikan sedikit penyadaran dan kampanye publik tentang pentingnya menjaga kebersihan pantai dan laut namun juga mencoba mengubah prilaku masyarakat kita yang kurang peduli terhadap kebersihan pantai dan laut serta demi kenyamanan para pengunjung dalam menikmati rekreasi dan keindahan laut. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan baik materil dan moril, baik kepada pihak Pemda Bireuen, Kantor lingkungan hidup dan dinas perhubungan yang telah sudi kiranya membantu baik secara finacial terhadap pelaksanaan kegiatan ini.